top of page

Selisik Buku: Rooftop Buddies - Honey Dee

  • Gambar penulis: kentankcreespy
    kentankcreespy
  • 22 Agu 2020
  • 3 menit membaca

Judul: Rooftop Buddies

Penulis: Honey Dee (@honeydee1710)

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (@bukugpu)

Tahun terbit: 2018

Jumlah halaman: 264 halaman

ISBN: 978-602-03-8819-9


Blurb:


Buat Rie, mengidap kanker itu kutukan. Daripada berjuang menahan sakitnya proses pengobatan, dia mempertimbangkan pilihan lain. Karena toh kalau akhirnya akan mati, kenapa harus menunggu lama?


Saat memutuskan untuk melompat dari atap gedung apartemen, tiba-tiba ada cowok ganteng berseru dan menghentikan langkah Rie di tepian. Rie mengira cowok itu, Bree, ingin berlagak pahlawan dengan menghalangi niatnya, tapi ternyata dia punya niat yang sama dengan Rie di atap itu.


Mereka pun sepakat untuk melakukannya bersama-sama. Jika masuk ke dunia kematian berdua, mungkin semua jadi terasa lebih baik. Tetapi, sebelum itu, mereka setuju membantu menyelesaikan "utang" satu sama lain, melihat kegelapan hidup masing-masing ... Namun, saat Rie mulai mempertanyakan keinginannya untuk mati, Bree malah kehilangan satu-satunya harapan hidup.

Ah iya, aku suka alurnya! Bikin merinding, bab-bab awal aja udah bahas tentang kematian. Dikit-dikit mati, dikit-dikit mati, kalau enggak ya bahas penyakit. Ngeri aku tuh bacanya, wkwk. Saking gitunya, aku sampai nyebut berkali-kali. Astagfirullah. Kak Honey bener-bener berhasil mengaduk emosiku. šŸ˜…


Okay, aku bakal membahas mengenai tokoh favoritku dalam novel Rooftop Buddies. Kuy simak!


Yang pertama dan yang utama adalah Mirielle atau Rie. Cewek berusia 17 tahun ini awalnya memberikan kesan buruk bagiku, wkwk. Mulai dari selalu mengeluh terhadap penyakit yang dideritanya, berani membalas perkataan orang tua, dan keinginan untuk bunuh diri. Bikin geregetan sendiri atuh. Namun seiring berjalannya waktu, dia mulai bisa membuka diri dan mengerti segalanya memang sudah berbeda.


Lalu ada Brian atau Bree. Cowok berusia 23 tahun yang menurut Rie adalah hasil perkawinan silang antara Zac Efron dan Hugh Jackman wkwk. Bree memiliki mimpi yang sama dengan Rie, yakni bunuh diri. Hidupnya berlumur problema, tentu saja, memangnya apalagi alasan seseorang untuk bunuh diri? Pun Bree ini sikapnya kayak bunglon! Kadang baik, kadang lucu, kadang dingin, sampai kadang-kadang susah dimengerti wkwk, tapi enggak tahu kenapa aku suka. Ah, sometimes he's a gentleman, hoho~


Petuah-petuah bijak dan kalimat tamparan yang dilontarkan kepada Rie menjadikan nama Pak Sadam—supir langganan papa Rie—masuk ke daftar tokoh favoritku, ahaha. Ucapan beliau tuh jleb sekaligus menohok, gengs!


Dan terakhir yakni Bang Devon! Meski kemunculannya hanya beberapa kali, sikap ramah dan gombalan ala-alanya sukses membuat cerita ini ada manis-manisnya gitu, wkwk. Salut juga dengan kepedulian Bang Dev terhadap penderita kanker, padahal dalam dirinya juga tumbuh kanker lho. Aku tahu kamu kuat, Bang :')


Gimana? Penasaran buat kenalan sama mereka dan tokoh lainnya?


"Reaksiku, pikiranku, dan sikapku berada penuh dalam kendaliku. Aku bisa mengatur apa yang ingin kupedulikan atau tidak." - hlm. 106

Dengan sudut pandang Rie, kisah dalam novel ini berhasil meracuni pembaca dengan apa saja yang ada dalam pikiran dia. Diceritakan dengan begitu lugas sekaligus lugu. Aku suka dengan cara Kak Honey merajut konflik. Meski bisa dibilang cukup complicated, tetapi apa yang ingin disampaikan penulis masih bisa diserap oleh pembaca.


Pun perpindahan dari konflik satu ke konflik yang lain adalah hal yang seringkali mengejutkanku, enggak ketebak gitu lho, wkwk. Ketje pokoknya!


"Rasanya aku ingin menangis, tapi untuk apa?" hlm. 205

Ya sama sepertiku yang geregetan tapi enggak tahu harus dilampiaskan ke siapa ketika baca novel ini. Rasanya nano-nano, kadang dibikin tercengang, kadang ketawa, lalu dibikin mewek, sampai-sampai ngeri pun juga turut aku rasakan. Wkwk, pokoknya sejuta rasa deh!


Pun banyak kutipan yang aku garis bawahi dalam novel ini, ketje-ketje sekali soalnya.


Setiap tokoh memiliki masalah sendiri-sendiri, dan aku suka dengan itu! Mereka punya cerita kelam yang akan dibagikan pada kalian, ahaha.


Terkait setting, nama Alerawi yang mana merupakan tempat tinggal Rie sewaktu kecil berhasil menarik perhatianku. Aku baru dengar pertama kali tempat itu, saking penasarannya aku sampai cari di google eh tapi malah novel Rooftop Buddies ini yang muncul wkwk. Ke-kepo-an pun berlanjut, aku coba cari di google maps dan ternyata emang enggak ada, wkwk. Kata Kak Honey sih itu tempat fiktif. Ampun deh. šŸ˜‚


Lalu ada tempat bernama Healty Village di mana orang-orang yang bernasib sama seperti Rie berada di sana. Tempat bagi penderita kanker yang dibangun oleh penderita kanker pula—Devon.


Selain itu, rooftop apartemen pun menjadi saksi dua manusia mengikrarkan sebuah janji tentang rencana kematian mereka, dan dari situ lahir lah sebuah istilah 'Rooftop Buddies' uwuw uwuw.


"Karena secara ajaib kamu membuatku ingin tetap hidup. Kamu membuatku merasa ... harus bertahan dan melawan monster di dalam diriku. Kamu jadi alasanku untuk tetap hidup. Aku nggak tahu apa jadinya kalau aku lebih dulu mati sebelum mengenalmu." - hlm. 254

Jadi, aku merekomendasikan buku ini untuk kalian yang tengah mencari bacaan yang anti mainstream, wkwk. Gagasan cerita yang diangkat begitu menarik. Sayang jika tidak diselisik dan dikulik. šŸ˜‚


Rate: 4,5/5 stars


Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

©2020 by kentankcreespy. Proudly created with Wix.com

bottom of page